Share=>

Minggu, 31 Mei 2015

Gara2 Fb N BBM atau kurang bijak penggunaannya ya?

Oleh: Hendra Juliardi
Bismillah

Assalamualaikum..
Apa kabar para pembaca artikel ini?
Semoga dalam keadaan baik-baik dan slalu diberikan kesehatan.
Aamiin ya robal alamin..


hmm.. udah lama banget ni vakum nulis artikel dari karya sendiri.
sampe sekarang aja masih bingung ni mau nulis mulai dari mana,
karna.. slalu terlintas dipikiran mau nulis ini & itu, ini & itu

Dari pada bingung, langsung aja deh action nulisnya.
Semua pada tau kan bahwa sebentar lagi Ramadhan akan tiba?
Nah.. dari situ lah semuanya berawal.
Ane flashback yang telah ane lakukan selama ini,

Ternyata slama ini ane sudah terlalu banyak menghabiskan waktu hanya untuk Facebook dan BBM.
Ane tlah terlena akan dunia yang penuh dinamika permainan postingan2 mengundang banyak komentar yang ujung2nya jatuh ke GHIBAH, mengumbar aktivitas2 sendiri atau hal2 yang seharusnya orang lain gak perlu tau, MENGOTORI HATI bahkan malah ke FITNAH.
Ditambah lagi tanpa disadari, Fb & Bbm dapat mengkotori hati kita karna melihat/terlihat atau membaca/terbaca postingan2 yang isinya kurang baik or bersifat membicarakan keburukan orang lain atau mengundang koment2 yang menyebabkan perpecahan dan perang dingin bahkan membuat kita jatuh kpd RIYA' dan SOMBONG akibat postingan2 dari itu semua  . Belum lagi khawatirnya postingan2 kita hanya bisa membuat kita NATO (No Action, Talk Only).

Supaya bisa ngeh or nyambung dengan pemikiran ane, coba deh kamu baca dulu artikel postingan ane sebelumnya yang berjudul NULIS STATUS SUPAYA NAIK STATUS 
dan nonton juga video dibawah ini


Gimana pendapatmu mengenai itu semua?
mungkin pendapatmu bisa dimasukan ke postingan ini melalui komentar di artikel ini.

Oya, kembali ke LAPTOP :D
karna alasan itu lah dan berbagai pertimbangan, akhirnya ane memutuskan mengurangi aktivitas ane di Fb & BBM, hanya dipergunakan seperlunya saja atau hanya untuk berniaga or berwirausaha.

Oya, jika ingin memantaskan diri, ya pantaskan diri dihadapan-Nya, bukan dihadapannya karna kalau dihadapannya hanya membuang waktu belaka atau menyia-nyiakan waktu.
karna kalau dihadapannya, ya medianya yaitu  IG, Twitter, FB, BBM dll.
Apa2 harus di posting, diposting koq harus apa2? :D
So.. klo dihadapan-Nya, cukup diam2 action tanpa perlu orang lain tau.


Karna Ramadhan semakin dekat, lebih baik kita fokus aja untuk persiapan Ramadhan nanti. 
Tingkatkan kuantitas dan kualitas amal ibadah kita. Apalagi ini moment yang pas untuk berbenah diri yaitu di Bulan Ramadhan.
Ane bicara begini, bukan berarti ane lebih baik dari kamu2 semua. Ane masih dalam proses pembelajaran juga dan ingin men-share apa2 aja yang sudah ane ketahui sehingga kita bisa sama2 tidak terjerumus ke arah yang tidak baik.

Semoga artikel ini bermanfaat ^_^

_________________
 Yuk baca artikel Perjuangan yang Benar-benar Berjuang  dan Ragam Pesona Kota Kelahiranku

Kamis, 28 Mei 2015

Bahagiakah?

#REMINDER 

Bahagiakah dirimu jika banyak pasang mata pria yang memandangimu? 
Apa yang kamu pikirkan disaat mereka memanggilmu dengan siulan? "Ssstt.. sstt.. Ceweee.." �
Apakah dirimu senang digoda?
Apakah dirimu senang menjadi pusat perhatian?
Pernahkah kamu membayangkan, apa sebenarnya yang ada dipikiran mereka saat itu?
Masyaallah.. 

Bukankah suatu keindahan yang dimiliki akan semakin indah bila tertutup?
Yang hanya akan menjadi misteri hingga tiba saatnya seseorang yang tepat memiliki. �
Mungkin seseorang yang akan datang bukanlah seorang yang memiliki segalanya, tapi pastilah ia adalah seorang yang akan 'menggenapkan' separuh agamamu, menjadi imammu, membimbing untuk selalu memupuk kebaikan pada dirimu dan mampu menggenapkan hari-harimu.
Just share#‎REMINDER
Bahagiakah dirimu jika banyak pasang mata pria yang memandangimu? Apa yang kamu pikirkan disaat mereka memanggilmu dengan siulan? "Ssstt.. sstt.. Ceweee.." �Apakah dirimu senang digoda?Apakah dirimu senang menjadi pusat perhatian?Pernahkah kamu membayangkan, apa sebenarnya yang ada dipikiran mereka saat itu?Masyaallah..

Bukankah suatu keindahan yang dimiliki akan semakin indah bila tertutup?Yang hanya akan menjadi misteri hingga tiba saatnya seseorang yang tepat memiliki. �Mungkin seseorang yang akan datang bukanlah seorang yang memiliki segalanya, tapi pastilah ia adalah seorang yang akan 'menggenapkan' separuh agamamu, menjadi imammu, membimbing untuk selalu memupuk kebaikan pada dirimu dan mampu menggenapkan hari-harimu.
_________________
 Yuk baca Ragam Pesona Kota Kelahiranku

Kamis, 21 Mei 2015

Mata dan Kaca Jendela

Pasangan muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek perumahan. 

Suatu pagi, sewaktu sarapan, s i istri melalui jendela kaca. Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain.

"Cuciannya kelihatan kurang bersih ya", kata sang istri.
“Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.
Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus.”

Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.

Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.

Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya:

"Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira-kira yang sudah mengajarinya? "

Sang suami berkata, “Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita.”

Dan begitulah kehidupan.
Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran (jendela) lewat mana kita memandangnya..

Jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita.

Jika PIKIRAN kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita.

Jika PERKATAAN kita bersih (baik), maka bersih (baik) pula PERBUATAN kita.

Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan hidup kita.
Sebuah pepatah kuno mengatakan bahwa “orang benar akan bertunas seperti pohon kurma”.

Pohon kurma lazim dijumpai di kawasan Timur Tengah. Dengan kondisi tanah yang kering, gersang, tandus dan kerap dihantam badai gurun yang dahsyat, hanya pohon kurma yang bisa bertahan hidup. Maka, tidak berlebihan kalau pohon kurma dianggap sebagai pohon tahan banting.

Kekuatan pohon kurma ada pada akar-akarnya. Petani di Timur Tengah menanam biji kurma ke dalam lubang pasir lalu ditutup dengan batu. Mengapa biji itu harus ditutup batu? Ternyata, batu itu akan memaksa pohon kurma berjuang untuk tumbuh ke atas. Justru karena pertumbuhan batang mengalami hambatan, hal tersebut membuat pertumbuhan akar ke dalam tanah menjadi maksimal. Setelah akarnya menjadi kuat, barulah biji pohon kurma itu bertumbuh ke atas, bahkan bisa menggulingkan batu yang menekan di atasnya.

"Ditekan dari atas, supaya bisa mengakar kuat ke bawah."

Bukankah itu prinsip kehidupan yang luar biasa?

Sekarang kita tahu mengapa Allah kerap mengizinkan tekanan hidup datang. Bukan untuk melemahkan dan menghancurkan kita, sebaliknya Allah mengizinkan tekanan hidup itu untuk membuat kita berakar semakin kuat. Tidak sekadar bertahan, tapi ada waktunya benih yang sudah mengakar kuat itu akan menjebol “batu masalah” yang selama ini menekan. Kita pun keluar menjadi pemenang kehidupan.

Allah mendesain kita seperti pohon kurma. Sebab itu jadilah tangguh, kuat dan tegar menghadapi beratnya kehidupan.

Milikilah cara pandang positif bahwa tekanan hidup tidak akan pernah bisa melemahkan, justru tekanan hidup akan memunculkan kita menjadi para pemenang kehidupan.

Sebait catatan nasihat dari (alm) Ustadz Rahmat Abdullah
Pasangan muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek perumahan.
Suatu pagi, sewaktu sarapan, s i istri melalui jendela kaca. Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain.
"Cuciannya kelihatan kurang bersih ya", kata sang istri.“Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus.”
Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.
Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.
Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya:
"Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira-kira yang sudah mengajarinya? "
Sang suami berkata, “Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita.”
Dan begitulah kehidupan.Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran (jendela) lewat mana kita memandangnya..
Jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita.
Jika PIKIRAN kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita.
Jika PERKATAAN kita bersih (baik), maka bersih (baik) pula PERBUATAN kita.
Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan hidup kita.Sebuah pepatah kuno mengatakan bahwa “orang benar akan bertunas seperti pohon kurma”.
Pohon kurma lazim dijumpai di kawasan Timur Tengah. Dengan kondisi tanah yang kering, gersang, tandus dan kerap dihantam badai gurun yang dahsyat, hanya pohon kurma yang bisa bertahan hidup. Maka, tidak berlebihan kalau pohon kurma dianggap sebagai pohon tahan banting.
Kekuatan pohon kurma ada pada akar-akarnya. Petani di Timur Tengah menanam biji kurma ke dalam lubang pasir lalu ditutup dengan batu. Mengapa biji itu harus ditutup batu? Ternyata, batu itu akan memaksa pohon kurma berjuang untuk tumbuh ke atas. Justru karena pertumbuhan batang mengalami hambatan, hal tersebut membuat pertumbuhan akar ke dalam tanah menjadi maksimal. Setelah akarnya menjadi kuat, barulah biji pohon kurma itu bertumbuh ke atas, bahkan bisa menggulingkan batu yang menekan di atasnya.
"Ditekan dari atas, supaya bisa mengakar kuat ke bawah."
Bukankah itu prinsip kehidupan yang luar biasa?
Sekarang kita tahu mengapa Allah kerap mengizinkan tekanan hidup datang. Bukan untuk melemahkan dan menghancurkan kita, sebaliknya Allah mengizinkan tekanan hidup itu untuk membuat kita berakar semakin kuat. Tidak sekadar bertahan, tapi ada waktunya benih yang sudah mengakar kuat itu akan menjebol “batu masalah” yang selama ini menekan. Kita pun keluar menjadi pemenang kehidupan.
Allah mendesain kita seperti pohon kurma. Sebab itu jadilah tangguh, kuat dan tegar menghadapi beratnya kehidupan.
Milikilah cara pandang positif bahwa tekanan hidup tidak akan pernah bisa melemahkan, justru tekanan hidup akan memunculkan kita menjadi para pemenang kehidupan.

Sebait catatan nasihat dari (alm) Ustadz Rahmat Abdullah
_________________ 
Yuk baca Ragam Pesona Kota Kelahiranku

Kamis, 14 Mei 2015

Kajian Rutin di Singkawang

Alhamdulillah.. Kota Singkawang sudah mulai di penuhi majelis ilmu (Y)
=> KAJIAN RUTIN
=======================================
==> Setiap Hari Minggu 
Waktu          : Ba'da maghrib - Isya
Pembahasan : kitab "Fadhlul Islam." 
Pemateri       : Ust.Syamsidar
Tempat          :L-SIBA (Jl.suhada Kel.condong Kec. Singkawang Tengah)


========================================
==> Setiap Hari Senin
 Waktu          : Ba'da maghrib - Isya
Pembahasan  : Fiqh Islam 
Pemateri       : Ust.Dede Hidayat - IKADI Singkawang
Tempat         : Masjid jami' Nurul Iman (Jl. Ratu Sepudak, Sei. Wie - Singkawang)


=======================================
==> Setiap Hari Selasa
Waktu          : Ba'da maghrib - Isya
Pembahasan : Fiqh Ibadah, Aqidah & Umum
Pemateri       : 1. Ust.H. Edy Arliansyah (Owner CV. ARLI) - Pemateri Tidak Tetap                     
2. Ust. Abu Sofiah (Pemateri Tetap)                     
3. Ust. Abdus Salam (Pemateri Tetap)
Tempat          : Masjid Fastabiqul Khairat Singkawang (Jl. Yos Sudarso - Belakang Rumah Adat Melayu)  


======================================
==>Setiap hari Selasa
 Waktu : Ba'da maghrib - Isya 
Pembahasan : Kitab Minhajul Qosidin
 Pemateri : Ust.Syamsidar 
Tempat : Masjid Al Huda, Bukit Batu


======================================
==>Setiap hari Rabu'
Waktu          : Ba'da maghrib - Isya
Pemateri       : Ust Zulpiadi, MA
Tempat          : Masjid Khalishah (Khalishah Residence Jl. Kacang Sekip Lama - Singkawang)


======================================
==>Setiap hari Kamis
Waktu          : Ba'da maghrib - Isya
Pembahasan : Kitab minhajul qosidin
Pemateri       : Ust.Syamsidar
Tempat          : Masjid Agung Singkawang (Jl. Alianyang)


=====================================
==> KAJIAN KHUSUS AKHWAT
Setiap Hari Jum'at 
Waktu          : Ba'da Asar
Tempat          :L-SIBA (Jl.suhada Kel.condong Kec. Singkawang Tengah)


======================================
==>KAJIAN BULANAN (sebulan sekali) 
Hari              : Senin
Waktu          : Ba'da maghrib - Isya
Pembahasan : kitab "Riyadhus Shalihin
Pemateri       : Ust. Fauzan (dari Bengkayang) 

Tempat          :L-SIBA (Jl.suhada Kel.condong Kec. Singkawang Tengah
_________________
 Yuk baca Ragam Pesona Kota Kelahiranku

Rabu, 06 Mei 2015

Mengapa Iman kadang naik dan kadang turun??

Oleh: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc

Sebab-sebab Bertambahnya Iman

Pertama: Belajar ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Qur`aan dan as Sunnah. Hal ini menjadi sebab pertambahan iman yang terpenting dan bermanfaat karena ilmu menjadi sarana beribadah kepada Allah Ta’ala dan mewujudkan tauhid dengan benar dan pas. Pertambahan iman yang didapatkan dari ilmu bisa terjadi dari beraneka ragam sisi, di antaranya:
1. Sisi keluarnya ahli ilmu dalam mencari ilmu
2. Duduknya mereka dalam halaqah ilmu
3. Mudzakarah (diskusi) di antara mereka dalam masalah ilmu
4. Penambahan pengetahuan terhadap Allah dan syari’at-Nya
5. Penerapan ilmu yang telah mereka pelajari
6. Tambahan pahala dari orang yang belajar dari mereka

Kedua: Merenungi ayat-ayat kauniyah. Merenungi dan meneliti keadaan dan keberadaan makhluk-makhluk Allah Ta’ala yang beraneka ragam dan menakjubkan merupakan faktor pendorong yang sangat kuat untuk beriman dan mengokohkan iman.

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menyatakan, “Di antara sebab dan faktor pendorong keimanan adalah tafakur kepada alam semesta berupa penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhuk penghuninya dan meneliti diri manusia itu sendiri beserta sifat-sifat yang dimiliki. Ini semua adalah faktor pendorong yang kuat untuk meningkatkan iman”.[2]

Ketiga: Berusaha sungguh-sungguh melaksanakan amalan shalih dengan ikhlas, memperbanyak dan mensinambungkannya. Hal ini karena semua amalan syariat yang dilaksanakan dengan ikhlas akan menambah iman. Karena iman bertambah dengan pertambahan amalan ketaatan dan banyaknya ibadah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah pernah menuturkan, “Di antara sebab pertambahan iman adalah melakukan ketaatan. Sebab iman akan bertambah sesuai dengan bagusnya pelaksanaan, jenis dan banyaknya amalan. Semakin baik amalan, semakin besar penambahan iman dan bagusnya pelasanaan ada dengan sebab ikhlas dan mutaba’ah (mencontohi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Sedangkan jenis amalan, maka yang wajib lebih utama dari yang sunnah dan sebagian amal ketaatan lebih ditekankan dan utama dari yang lainnya. Semakin utama ketaatan tersebut maka semakin besar juga penambahan imannya. Adapun banyak (kwantitas) amalan, maka akan menambah keimanan, sebab amalan termasuk bagian iman. Sehingga pasti iman bertambah dengan bertambahnya amalan.”[3]

Sebab-sebab Berkurangnya Iman
Sebab-sebab berkurangnya iman ada yang berasal dari dalam diri manusia sendiri (faktor internal) dan ada yang berasal dari luar (faktor eksternal).

Faktor internal berkurangnya iman
Pertama: Kebodohan. Ini adalah sebab terbesar berkurangnya iman, sebagaimana ilmu adalah sebab terbesar bertambahnya iman.

Kedua: Kelalaian, sikap berpaling dari kebenaran dan lupa. Tiga perkara ini adalah salah satu sebab penting berkurangnya iman.

KetigaPerbuatan maksiat dan dosa. Jelas kemaksiatan dan dosa sangat merugikan dan memiliki pengaruh jelek terhadap iman. Sebagaimana pelaksanaan perintah Allah Ta’ala menambah iman, demikian juga pelanggaran atas larangan Allah Ta’ala mengurangi iman. Namun tentunya dosa dan kemaksiatan bertingkat-tingkat derajat, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya, sebagaimana disampaikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam ungkapan beliau, “Sudah pasti kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan bertingkat-tingkat sebagaimana iman dan amal shalih pun bertingkat-tingkat”.[4]

Keempat: Nafsu yang mengajak kepada keburukan (an-nafsu ammaratu bissu’). Inilah nafsu yang ada pada manusia dan tercela. Nafsu ini mengajak kepada keburukan dan kebinasaan, sebagaimana Allah Ta’ala jelaskan dalam menceritakan istri al-Aziz

,وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ“
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Qs Yusuf: 53)

Nafsu ini menyeret manusia kepada kemaksiatan dan kehancuran iman, sehingga wajib bagi kita berlindung kepada Allah Ta’ala darinya dan berusaha bermuhasabah sebelum beramal dan setelahnya.

Faktor eksternal berkurangnya iman
Pertama: Syeitan musuh abadi manusia yang merupakan satu sebab penting eksternal yang mempengaruhi iman dan mengurangi kekokohannya.

Kedua: Dunia dan fitnah (godaan)nya. Menyibukkan diri dengan dunia dan perhiasannya termasuk sebab yang dapat mengurangi iman. Sebab semakin semangat manusia memiliki dunia dan semakin menginginkannya, maka semakin memberatkan dirinya berbuat ketaatan dan mencari kebahagian akherat, sebagaiman dituturkan Imam Ibnul Qayyim.

Ketiga: Teman bergaul yang jelek. Teman yang jelek dan jahat menjadi sesuatu yang sangat berbahaya terhadap keimanan, akhlak dan agamanya. Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari hal ini dalam sabda beliau,الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ“Seorang itu berada di atas agama kekasihnya (teman dekatnya), maka hendaknya salah seorang kalian melihat siapa yang menjadi kekasihnya.”[5]

Demikianlah perkara yang harus diperhatikan dalam iman, mudah-mudahan hal ini dapat menggerakkan kita untuk lebih mengokohkan iman dan menyempurnakannya.


Wabillahi taufiq.
_________________
 Yuk baca Ragam Pesona Kota Kelahiranku